001

PENGANTAR ILMU EKONOMI (BUKU AJAR)


MOHON DI EDIT KEMBALI

1. PENGERTIAN DAN FUNGSI EKONOMI




1.1 Pengertian Ilmu Ekonomi

Ilmu Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari perilaku individu dan organisasi yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa.
Tujuan ilmu ekonomi ini adalah untuk meramalkan berbagai peristiwa ekonomi dan untuk membuat berbagai kebijakan yang akan mencegah atau mengoreksi berbagai
masalah seperti pengangguran, inflasi, atau pemborosan dalam perekonomian.

Ilmu ekonomi terbagi menjadi ilmu makroekonomi dan ilmu mikroekonomi. Ilmu makroekonomi mempelajari output agregat, kesempatan kerja, dan tingkat harga
umum. Makroekonomi merupakan studi tentang perekonomian secara keseluruhan (aggregate) meliputi pendapatan nasional, investasi nasional, produksi nasional,
dan sebagainya yang bersifat makro.

Ilmu mikroekonomi mempelajari perilaku ekonomi para pengambil keputusan individual seperti konsumen, pemilik sumber daya, dan perusahaan bisnis. Ilmu
mikroekonomi merupakan teori yang mempelajari bagaimana sebuah rumah tangga atau perusahaan secara individu membuat berbagai keputusan ekonomi; merupakan
pemecahan dari variabel-variabel ekonomi makro, merupakan teori harga, yang mempelajari sumberdaya yang terbatas jumlahnya sehingga diperlukan adanya suatu
alternative.

Masalah Ekonomi:

- Apa yang harus diproduksi dan berapa banyaknya?

- Bagaimana memproduksinya?

- Untuk siapa barang dan jasa diproduksi?

Barang dan Jasa

- Barang ekonomi dan barang bebas

- Barang akhir

- Barang antara (barang yang belum dapat langsung digunakan konsumen  perlu diolah lebih lanjut)

- Barang Modal (barang yang dibuat untuk menghasilkan barang lain)

Me
n
ga
p
a belajar Ilmu Ekonomi

- Membantu cara berfikir dalam pengambilan keputusan.

- Membantu memahami masyarakat

- Membantu memahami masalah-masalah internasional.

- Bermanfaat dalam membangaun masyarakat.

1.
2 Prinsip Ekonomi

Prinsip-prinsip Ekonomi:

• Bagaimana kita membuat keputusan

• Bagaimana orang-orang berinteraksi

• Bagaimana perekonomian secara keseluruhan bekerja



Sepuluh prinsip Ekonomi

Bagaimana kita membuat keputusan

1) Kita selalu menghadapi “tradeOff”.

2) Biaya ialah apa yang anda korbankan untuk memperoleh sesuatu.

3) Orang rasional berfikir pada suatu margin.

4) Kita bereaksi terhadap insentif.


Bagaimana orang-orang berinteraksi

5) Perdagangan dapat menguntungkan semua pihak.

6) Pasar secara umum adalah wahana yang baik untuk mengkoordinasikan kegiatan ekonomi.

7) Pemerintah adakalanya dapat memperbaiki hasil-hasil mekanisme pasar.

Bagaimana perekonomian secara keseluruhan bekerja

8) Standar hidup di suatu negara tergantung pada kemampuannya memproduksi barang dan jasa.

9) Harga-harga meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak.

10) Masyarakat menghadapi tradeoff jangka pendek antara inflasi dan pengangguran.


1.3 Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi

• Ilmu Ekonomi sebagai Ilmu Sosial  berhubungan erat dengan tingkah laku manusia.[ Interaksi antara pedagang/pengusaha, konsumen, investors, pemerintah ].

• Ilmu Ekonomi telah dipelajari sejak 350 S.M zaman Aristoteles.

• Pendapat-pendapat ilmu ekonomi dikemukakan sarjana terdahulu seperti :

– Prancois Quesnay 1765, dalam bukunya ”tabluau economique”

– Colbert 1774, yang terkenal merkantilismenya yang menganggap perdagangan adalah unsur pokok perekonomian masyarakat.

– Adam Smith 1776, yang terkenal dgn bukunya “An Inquiry into the Nature and Causes of the wealth of nation”.

– J.M. Keyness 1936, bukunya “The General Theory of Employment, Interest and Money”

• Bidang ekonomi terbentuk sebagai satu bidang Ilmu Pengetahuan setelah 1776 (Adam Smith)

• Pandangan Adam Smith: kesejahteraan dapat dicapai tanpa campur tangan pemerintah (Market mechanism, Invisible hand). Pandangan ini
dikenal dengan Kelompok klasik yang menjadi dasar microeconomics

• Pendapat J.M. Keynes: dalam kegiatan perekonomian perlu campur tangan pemerintah.

Pemikirannya menjadi dasar macroeconomics

Perbandingan dasar pemikiran menurut Klasik dan Keynes


Klasik

Keynes

1. Tidak perlu campur tangan pemerintah dalam kegiatan perekonomian

2. Kalaupun ada campur tangan pemerintah, maka kegiatan pemerintah hanya dibatasi pada:

– pertahanan dan keamanan

hukum dan peradilan

– penyediaan prasarana umum yang tidak dapat disediakan oleh swasta

1. Perlu adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan perekonomian

2. Campur tangan pemerintah bertujuan untuk mengatasi penyakit ekonomi yaitu:

– pengangguran

– pertumbuhan ekonomi

– inflasi


1.4 Macam Kegiatan Ekonomi

a. Kegiatan Produksi

b. Kegiatan Distribusi

c. Kegiatan Konsumsi


1.5 Model Ekonomi

1. Diagram Aliran-Sirkuler

2. Batas Kemungkinan Produksi

Diagram Aliran Sirkuler (Alur Kegiatan Ekonomi Sederhana)


Apa itu Faktor Produksi ?

Labour (tenaga kerja)- bukan sekedar jumlah orang, juga termasuk waktu manusia yang digunakan untuk
bekerja, atau untuk proses produksi, dengan segala keragaman keahlian mereka.

Land (lahan)- bukan hanya sekedar sebidang tanah, mencakup juga hal-hal yang terkandung di dalamnya
dan di atasnya yang menyebabkan manusia dapat memproduksi sesuatu dengan menggunakan semua yang ada di alam (termasuk biji logam,minyak mentah,kesuburan
tanah, dan bahan baku lainnya)

Capital (modal)- sebagai sarana produksi (bangunan, mesin,kendaraan angkutan, peralatan pertukangan, dllnya)

Konsep Production Possibility Frontier (model Batas Kemungkinan Produksi)

• Produksi tergantung pada faktor produksi (sumber daya yang ada) dan teknologi.

• Produsen harus memutuskan seberapa banyak sumberdaya mereka yang terbatas untuk menghasilkan produksinya (misalnya dibatasi 2 jenis output produksi -
contoh: bisa memproduksi kain dan mobil.


Alternatif kemungkinan produksi

Kemungkinan

Kain(ratus ribu
meter)

Mobil (ribuunit)

A

0

15

B

1

14

C

2

12

D

3

9

E

4

5

F

5

0

a.Analisis Ekonomi

 Analisis normatif: menganalisis ekonomi kemakmuran (welfare economics) berdasarkan kerangka analisis yang melihat suatu permasalahan berdasarkan apa yang seharusnya terjadi. (misal pengangguran harus rendah, distribusi pendapatan harus merata, seharusnya tidak ada rakyat miskin,
dsb)

 Analisa positif: melihat permasalahan pada apa yang sesungguhnya terjadi dalam perekonomian. (misal tingkat pengangguran di Indonesia
tahun 2007 adalah 40 juta jiwa)

b. Barang Ekonomi dan Barang Bebas

 Barang ekonomi yaitu barang yang untuk mendapatkannya memerlukan pengorbanan (harga).

 Barang bebas utk mendapatkannya tidak memerlukanpengorbanan.

c. Analisis Ekuilibrium Parsial dan Analisis Ekuilibrium Umum

 Analisis ekuilibrium parsial membahas pasar secara individu dalam pembentukan harga dan jumlah barang dan jasa (mikro ekonomi)

 Analisis ekuilibrium umum membahas perilaku pasar secara umum dan saling berhubungan dalam satu sistem perekonomian (makro ekonomi)



1.7 Jenis Organisasi Sistem Ekonomi

a. Perekonomian Tradisiona

 Barang yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (produsen sekaligus konsumen).

 Rendahnya produktivitas (teknologi sederhana).

 Kegiatan ekonomi diatur berdasar kebiasaan dan adat istiadat.

b. Perekonomian Pasar

 Ada pemisahan yang jelas antara produsen dan kosumen.

 Pasar merupakan faktor utama yang menentukan jenis dan kapasitas kegiatan di masyarakat.

 Identik dengan perekonomian kapitalis (free fight liberalism).

c. Perekonomian Perencanaan Terpusat

 Kebalikan dari perekonomian pasar, pemerintah sangat dominan dalam menentukan jenis dan jumlah barang yang dihasilkan.

 Pemerintah dapat mendistribusikan sumber-sumber ekonomi kepada seluruh masyarakat secara lebih merata (secara teoritis).

d. Perekonomian Campuran

 Pemerintah campur tangan dalamkegiatan ekonomi, serta perseorangan diberi kebebasan untuk untuk melakukan kegiatan ekonomi dan menguasai faktor produksi
sesuai mekanisme pasar.


1.8 Ukuran Ekonomi Makro

Keberhasilan suatu negara mengelola ekonominya secara makro diukur oleh tiga parameter:

1 Output Nasional PDB (nominal vs riil, nilai vs pertumbuhan, pertumbuhan vs pemerataan, aktual vs potensial).

2 Tingkat pengangguran

 pengangguran menyebabkan tidak tercapainya output maksimum.

3 Stabilitas Harga  laju inflasi, indeks harga konsumen


1.10 Ketergantungan dan Keuntungan Perdagangan

 Pengertian Keunggulan absolut

 Biaya Oportunitas dan Keunggulan Komparatif

 Keunggulan Komparatif dan Perdagangan.



Contoh 1-1:
Kasus peternak dan petani (sumber: buku referensi)

Bayangkanlah bahwa di suatu daerah hanya ada dua barang dalam perekonomian ini – yakni daging dan kentang. Serta hanya ada dua orang saja yaitu seorang
peternak dan seorang petani. — Kedua orang tersebut mengkonsumsi daging dan kentang.

1. Jika masing-masing membagi tugas secara jelas – peternak hanya memproduksi daging; petani hanya memproduksi kentang. Bila tanpa perdagangan
masing-masing harus puas dengan mengkonsumsi hasil produksi masing-masing. Dengan perdagangan (pertukaran) masing-masing dapat
mengkonsumsi baik kentang maupun daging.

2. Masalahnya menjadi rumit jika kedua-duanya sama-sama mampu memproduksi kedua jenis barang yang sama. Si petani mampu memproduksi kentang dengan biaya
yang sangat rendah, karena memang itu keahliannya. Namun ia tidak terlalu pintar beternak sehingga biaya produksi dagingnya sangat mahal. Demikian pula, si
peternak dapat memproduksi daging dengan biaya rendah, namun ia harus menanggung biaya tinggi untuk memproduksi kentang. Dalam kasus ini, keduanya akan
segera menyadari bahwa dengan perdagangan keduanya akan sama-sama memetik keuntungan.

3. Masalahnya akan tambah rumit jika ternyata ada salah satu pihak yang mampu memproduksi setiap jenis barang baik itu daging maupun kentang secara lebih
baik daripada pihak lain. Kebetulan saja si peternak memiliki tanah yang lebih subur dan banyak rumputnya, sehingga ia bisa menghasilkan kentang dan daging
lebih banyak dan murah daripada si petani yang tanahnya tandus. Dalam situasi seperti ini, bukankah si peternak akan lebih sejahtera jika ia hidup terpisah
dari si petani? Masih adakah alasan yang membuat si peternak perlu berdagang dengan si petani?


Analisis:

Kemungkinan-kemungkinan Produksi. Andaikan petani dan peternak masing-masing memiliki waktu kerja 40 jam per minggu. Keduanya bisa memanfaatkan waktu yang
tersedia hanya untuk memproduksi kentang saja, memproduksi daging saja, atau memproduksi kentang dan daging sekaligus.



Waktu yang
diperlukan untuk memproduksi 1 kg

Jumlah (kg)
yang diproduksi dalam 40 jam

    daging

ke ntang

daging

ke ntang

Petani

       2
0
jam

1
0
jam

2
kg

4
kg

Peternak

1
jam

8
jam

4
0
kg

5
kg
skipun kedua kurva batas-batas kemungkinan produksi itu bermanfaat karena dapat menggambarkan tradeoff yang dihadapi petani dan peternak, namun
kurva-kurva itu tidak dapat menunjukkan pilihan yang sesungguhnya diambil oleh si petani maupun si peternak. Untuk mengetahui pilihan keduanya kita perlu
mengetahui selera atau preferensi maing- masing.

Andaikan saja mereka memilih berkonsumsi pada titik A (petani) dan titik B (peternak). Artinya, si petani memproduksi dan mengkonsumsi 2 kg kentang dan 1
kg daging per minggu, sedangkan si peternak 2,5 kg kentang dan 20 kg daging.

Setelah sekian tahun lamanya berproduksi dan berkonsumsi di titik B, suatu ketika si peternak mendapat sebuah ide dan ia segera menghubungi si petani:

Peternak: ”Hai petani teman baikku, aku punya ide bagus untuk kita berdua. Aku tahu cara untuk meningkatkan kesejahteraan kita. Kukira kau berhenti saja
memproduksi daging sama sekali, dan curahkan seluruh waktumu untuk memproduksi kentang. Menurut perhitunganku, jika kau bekerja penuh 40 jam seminggu,kau
dapat menghasilkan 4 kg kentang. Jika kau mau memberikan 1 kg kentang itu untukku, sebagai imbalannya akan kuberi kau 3 kg daging. Jadi, kau dapat
menikmati 3 kg kentang dan 3 kg daging setiap minggunya, dan itu lebih baik daripada 2 kg kentang dan 1 kg daging seperti yang kau produksi selama ini.
Jika kau mau melaksanakan rencanaku, maka kau bisa mengkonsumsi

daging maupun kentang lebih banyak. (peternak memperlihatkan gambar----)

Petani: (masih kelihatan agak sangsi) “Gagasanmu itu memang nampak menguntungkan bagiku. Tetapi aku tidak mengerti, mengapa kau mau repot-repot
menawarkannya kepadaku. Apa untungnya buatmu?”

Peternak: “Oh aku juga akan untung, jika aku menggunakan 24 jam kerja untuk mengurus ternak dan 16 jam sisanya untuk menanam kentang, maka aku akan
memperoleh 24 kg daging dan 2 kg kentang. Setelah 3 kg daging kuberikan padamu dan aku mendapatkan 1 kg kentang darimu, maka aku memiliki 21 kg daging dan
3 kg kentang. Jadi akupun akan memiliki lebih banyak daging dan kentang daripada sebelumnya”. ( si peternak menunjuk gambar grafik)

Petani: ”Bagaimana, ya... Sepertinya pengaturan ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan”. Peternak: ”Sebetulnya ini tidaklah serumit kesan pertamanya.
Ini, aku sudah merangkum

usulanku kepadamu dalam bentuk sebuah tabel” (peternak menunjukkan salinan tabel).

Petani: (setelah sama-sama menyimak angka-angka dalam tabel tersebut) ”Perhitungan ini kelihatannya sudah benar. Tetapi aku agak bingung,
bagaimana pengaturan ini bisa meningkatkan kesejahteraan kita berdua”?

Peternak: ”Kita berdua bisa sama-sama untung karena perdaganagn memungkinkan kita melakukan spesialisasi atas apa yang paling baik dapat kita kerjakan. Kau
dapat mencurahkan waktu lebih banyak untuk menanam kentang dan mengurangi waktu untuk beternak, sedangkan aku dapat menambah waktu untuk mengurus ternak
dan mengurangi waktu mengurusi kentang. Berkat spesialisasi dan perdagangan ini, masing-masing dari kita akan dapat menikmati daging dan kentang lebih
banyak tanpa harus menambah jam kerja”.

Dari ilustrasi kasus peternak dan petani tersebut dapat diambil suatu pemahaman tentang keunggulan absolut, biaya oportunitas atau keunggulan komparatif.



K
e
un
gg
ul
a
n absolut

 Peternak dapat menghasilkan 1 kg kentang dalam waktu hanya 8 jam, sedangkan si petani memerlukan waktu 10 jam.

 Peternak mampu menghasilakn 1 kg daging dalam waktu 1 jam, sedangkan si petani perlu waktu 20 jam.

Si peternak memiliki keunggulan absolut dalam memproduksi baik itu kentang maupun daging.

Biaya Oportunitas dan Keunggulan Komparatif

 Biaya oportunitas adalah segala sesuatu yang harus dikorbankan dalam rangka memperoleh sesuatu.

 Berapa biaya oportunitas memproduksi kentang maupun daging bagi masing-masing si petani dan si peternak.

Bagi Peternak: produksi 1 kg kentang perlu waktu 8 jam, bila 8 jam dipakai produksi daging menghasilakn 8 kg. artinya biaya oportunitas memproduksi 1 kg kentang adalah 8 kg daging.

Bagi Petani: produksi 1 kg kentang perlu waktu 10 jam, bila 10 jam dipakai memproduksi daging menghasilkan ½ kg. artinya  biaya oportunitas memproduksi 1 kg kentang adalah ½ kg daging.



Demikian juga untuk produksi daging--- bagi peternak biaya oprtunitas produksi 1 kg daging adalah 1/8 kg kentang; bagi petani biaya oportunitas
produksi 1 kg daging adalah 2 kg kentang.


Para ekonom menggunakan istilah keunggulan komparatif untuk menyebut biaya oportunitas bagi kedua produsen tersebut.

Produsen yang mempunyai biaya oportunitasnya paling kecil dalam menghasilkan suatu barang, (yakni yang lebih sedikit mengorbankan barang lain, untuk
memproduksi barang yang dimaksud) dikatakan sebagai produsen yang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi barang tersebut.



1 kg daging

1 kg kentang

Petani

2 kg kentang

½ kg daging

Peternak

1/8 kg kentang

8 kg daging
REFERENSI

 N. Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi (terjemah edisi 2nd), Erlangga, 2003  Bab 1,2,3.

 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro – Suatu Pengantar (edisi ketiga), Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006 Bab I

2
. PERAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI
2.
1 Pendahuluaan

Terdapat tiga pertanyaan penting dlm perekonomian:

1. Keluaran apa dan jumlah berapa yang perlu diproduksi?

2. Bagaimana cara memproduksinya, yaitu teknik apa utk mengkombinasikan berbagai faktor produksi menjadi keluaran tertentu.

3. Untuk siapa keluaran tsb dibuat dan bagaimana cara mendistribusikannya.

Pertanyaan pertama berkaitan dengan masalah Permintaan


 permintaan masyarakat

Pertanyaan kedua berkaitan dengan Penawaran


 sektor produksi

Sistem Pasar yang mengandalkan konsep permintaan dan penawaran untuk menyelesaikan

3 masalah ekonomi digambarkan seperti berikut:

2.
2 Pasar dan peran Pemerintah



Pa
sar

 Pengertian umum: Merupakan tempat para pembeli dan penjual berinteraksi menentukan harga dan mengadakan pertukaran barang dan jasa.

 Pengertian modern: Adalah sebuah mekanisme yang melaluinya para pembeli dan para penjual berinteraksi untuk menentukan harga dan melakukan pertukaran
barang dan jasa.

Harga :

 Harga mengkoordinasikan keputusan-keputusan para produsen dan konsumen dalam sebuah pasar.

 Harga-harga yang lebih tinggi cenderung mengurangi pembelian konsumen dan mendorong produksi.

 Harga-harga yang lebih rendah mendorong konsumsi dan menghambat produksi.

 Harga adalah penyeimbang dari mekanisme pasar.

2.
3 Jenis Sistem Ekonomi

 Sistem Ekonomi Pasar.

 Sistem Ekonomi Terpimpin / Terpusat.

 Sistem Ekonomi Campuran.

S
i
stem Ekonomi Pasar
: Keputusan untuk menetapkan produk yang dibuat, berapa banyak, dan bagaimana mendistribusikannya ditetapkan oleh pasar itu sendiri. Jadi mekanisme pasar,
penawaran, dan permintaan terhadap setiap hal yang diperdagangkan tergantung pada kebutuhan masing-masing pihak yang melakukan transaksi.



S
i
stem Ekonomi Terpimpin/Terpusat
: Segala sesuatu yang diproduksi, baik jumlah maupun kualitasnya, serta distribusinya diatur oleh pemerintah pusat.

S
i
stem Ekonomi Campuran
: Pemerintah ikut campur dalam pengaturan beberapa hal- berfungsi sbg regulator, memastikan para pelaku ekonomi berperilaku sehat,
bersaing dengan baik, sehingga faktor produksi dimanfaatkan seoptimum dan seproduktif mungkin.

2.
4 Peran Pemerintah

Kenapa Peran Pemerintah Diperlukan? Karena terjadinya Kegagalan Ekonomi Pasar:

 Inefisiensi monopoli, eksternalitas (side effect), barang publik.

 Ketidakadilan ketidak adilan yang tidak dapat diterima menyangkut pendapatan dan kekayaan.

 Masalah makroekonomi siklus bisnis (inflasi dan pengangguran), pertumbuhan ekonomi yang lamban.

Untuk menanggulangi masalah tersebut pemerintah berkewajiban:

1 Mengurangi Inefisiensi

 Pemerintah berkepentingan untuk membuat undang-undang anti monopoli  di

Indonesia ada KPPU

 menetapkan berbagai perundangan, misal berkaitan dengan polusi, pencemaran lingkungan, fasilitas kesehatan masyarakat, dsb.

 Peran pemerintah juga sangat diperlukan; bisa dengan cara subsidi kepada produsen

atau konsumen
2 Menghindari Ketidak-adilan

 Pemerintah dituntut aktif untuk mengupayakan bukan saja pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga pemerataannya.

3 Solusi Masalah makroekonomi

 Pemerintah dituntut secara aktif turun tangan pada saat ekonomi mengalami stagnasi, bahkan depresi turun tangan sebagai pelaku ekonomi, bila
sudah normal kembali sebagai regulator.

 Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal (pajak, dan pembelanjaannya), serta kebijakan moneter (suku bunga dan syarat-syarat kredit).

Peran nyata Pemerintah dalam perekonomian

 Menyediakan sarana/prasarana yang tidak dapat dilakukan oleh swasta (mis: aparat keamanan)

 Side effect, meminimalkan hal-hal buruk dan memaksimalkan yang baik.

 Memberikan pedoman/arahan (wajib belajar, KB, obat terlarang, dll)

 Menolong yang lemah dan miskin

 Pemerintahan yang stabil

Kondisi Pemerintahan yang stabil:

 Hanya dapat dicapai bila kondisi ekonomi juga stabil/membaik; tetapi yang lebih penting adalah kalau Adil.

 Tingkat pengangguran minimum (lapangan pekerjaan terpenuhi)

 Kebutuhan masyarakat terpenuhi, didorong agar tidak hedonisme

 Inflasi rendah (dibawah 5%/tahun)

2.
5 Sumber Penerimaan Negara

Sumber Penerimaan Negara terdiri dari Pajak dan Bukan Pajak

 Penerimaan Pajak:

 Pajak dalam negeri

 Pajak perdagangan internasional

 Penerimaan negara bukan pajak:

 Penerimaan sumber daya alam

 Bagian laba BUMN

 Penerimaan negara bukan pajak lainnya

Pajak dalam negeri:

 Pajak Penghasilan (PPh)

 Pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan Pajak penjualan atas barang mewah (PPN/PPnBM)

 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

 Cukai , dan Pajak lainnya. Pajak Perdagangan Internasional:

 Bea masuk

 Pajak/pungutan ekspor

Penerimaan Sumber Daya Alam

 Minyak bumi

 Gas alam

 Pertambangan umum

 Kehutanan dan perikanan

Penerimaan negara bukan pajak:

 Pendapatan penjualan, sewa, jasa, kejaksaan dan peradilan, pendidikan, dll

Beberapa prinsip dasar pajak

Netralitas (obyektivitas)

Nonnetralitas

Simplicity (sederhana)

Equity (keadilan)

N
et
ra
litas
(obyektivitas) misalnya perhitungan pajak STNK berdasarkan CC dan tahun pembuatan, bukan atas warna atau merek.

No
n
n
et
ra
litas
untuk mengarahkan hal-hal yang baik, misalnya pajak tinggi untuk industri berpolutan tinggi, pajak rokok tinggi, agar keinginan merokok turun.

S
implicity
(sederhana), cara perhitungan, kolom pengisian pajak, hendaknya mudah dan jelas

Equity
(keadilan), untuk pemerataan, fasilitas umum, yang dapat dinikmati bersama-sama

Contoh pajak

• PBB, Pajak Bumi dan Bangunan

• PPH, Pajak Penghasilan, Badan dan Perorangan

• PKB, Pajak Kendaraan Bermotor

• PPN, Pajak Pertambahan Nilai, (di Restoran)

• Pajak Pembeli dan Penjual untuk jual beli tanah





(mohon di edit lagi)
REFERENSI
• Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus, Ilmu Makro Ekonomi, Ilmu Mikro Ekonomi (terjemah edisi 17th), Mc Graw Hill, PT
Media Global Edukasi, Jakarta, 2004  Bab 2

• Bramantyo Djohanputro, Prinsip-prinsip Ekonomi Makro , PPM, Jakarta, 2006 Bab 6; Bab 14





3. KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN

3.1 Pasar dan Persaingan

Pasar (market) adalah sekumpulan pembeli dan penjual barang atau jasa tertentu. Para pembeli sebagai sebuah kelompok yang menentukan permintaan
terhadap produk, dan para penjual sebagai kelompok menentukan penawaran terhadap produk.

Pasar kompetitif (competitive market) adalah pasar yang terdiri dari banyak sekali pembeli dan penjual sehingga pengaruh masing-masing terhadap
harga pasar dapat diabaikan karena sedemekian kecilnya.

Persaingan: sempurna dan tidak sempurna.

Karakteristik persaingan sempurna barang-barang yang ditawarkan semuanya sama, dan pembeli dan penjual sedemikian banyaknya sehingga tidak ada seorang
pembeli atau penjual pun yang dapat mempengaruhi harga pasar.

3.
2 Permintaan

Istilah Permintaan (demand) dan Penawaran (supply) merujuk pada perilaku orang ketika mereka berinteraksi satu sama lain di sebuah pasar.

Pe
r
m
int
aa
n
:
menggambarkan Jumlah barang yang ingin dan mampu dibeli oleh pembeli.

Faktor yang mempengaruhi Permintaan
Qx = f(Px, Py, I, T, E, Pop, Promosi) Px = harga barang X

Py = harga barang lain (y) terkait

I = Income

T = Selera

E = ekspektasi harga barang (x) yang akan datang

Pop = populasi penduduk

Pe
nj
e
l
a
san:

• Harga barang itu sendiri.

Mengikuti Hukum permintaan kuantitas yang diminta menurun ketika harga sebuah barang meningkat dan sebaliknya. (dengan menganggap hal lainnya tetap -” ceteris paribus”).

Kasus pengecualian dari Hukum Permintaan:

a. Barang yang memiliki unsur spekulasi (emas, saham, tanah)

b. Barang luxury atau prestise (mobil mewah, benda seni tinggi, benda kuno, dll sejenis).

c. Barang giffen (harga turun permintaan turun) akibat efek (-) pendapatan lebih besar dari efek (+) substitusi.

• Harga barang lain yang berkaitan.

Untuk barang substitusi  dua barang dimana peningkatan harga barang pertama mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap barang kedua. Contoh:
tiket KA dan jasa angkutan lain.

Untuk barang komplemen  dua barang dimana peningkatan harga barang pertama mendorong penurunan dalam permintaan barang lainnya. Contoh: gula dan
kopi; komputer dan softwarenya; bensin dan mobil.

• Pendapatan.

Untuk Barang Normal, jika pendapatan meningkat akan mendorong peningkatan terhadap permintaan barang tersebut, dan sebaliknya dengan menganggap hal lainnya
tetap. Sedangkan untuk Barang Inferior, jika pendapatan meningkat akan menimbulkan penurunan terhadap kuantitas barang yang diminta tersebut,
dengan menganggap hal lainnya tetap. Contoh: kendaraan angkutan umum; warung nasi tegal.

• Selera

Penentu yang paling jelas terhadap permintaan adalah selera. Jika anda menyukai suatu barang/makanan tertentu, maka anda akan membeli lebih banyak barang
tersebut.

• Ekspektasi

Ekspektasi atau perkiraan anda mengenai masa mendatang dapat mempengaruhi permintaan anda terhadap barang atau jasa saat ini.

• Jumlah penduduk

• Promosi

Skedul Permintaan dan Kurve Permintaan dapat digambarkan seperti berikut:



Perubahan jumlah yang diminta vs Perubahan permintaan:

Perubahan jumlah yang diminta terjadi sepanjang kurva (the move along curve) yang disebabkan oleh perubahan harga barang.

• Perubahan permintaan disebabkan oleh perubahan faktor lain selain harga,  terjadi pergeseran kurva naik atau turun (shifting curve)



3.
3 Penawaran

Penawaran: Jumlah barang yang ingin ditawarkan (dijual) produsen pada berbagai tingkat harga selama periode tertentu.

Faktor yang mempengaruhi penawaran:

1. Harga-harga faktor produksi

2. Harga barang terkait

3. Harga barang itu sendiri (Px).

Hukum Penawaran mengatakan bahwa dengan menganggap hal lainnya tetap, kuantitas barang yang ditawarkan akan meningkat ketika harga barang tersebut
meningkat.

4. Teknologi

5. Ekspektasi









3.
4 Harga dan Kuantitas Keseimbangan

Harga keseimbangan (ekulibrium) adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi
dan dijual.Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga di bawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebaliknya jika harga melebihi harga
keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.

P
a
d
a titik ekuilibrium,
kuantitas yang diminta sama dengan kuantitas yang ditawarkan  kuantitas yang ingin dibeli seseorang sama persis dengan kuantitas yang ditawarkan oleh
produsen.

Su
r
p
l
u
s (Kelebihan penawaran) :
suatu keadaan dimana kuantitas yang ditawarkan lebih besar dari pada kuantitas yang diminta.





Ke
kurangan (shortage) = Kelebihan Permintaan :
suatu keadaan dimana kuantitas yang diminta lebih besar daripada kuantitas yang ditawarkan.





REFERENSI

• Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus, Ilmu Makro Ekonomi, Ilmu Mikro Ekonomi

(
te
r
jemah edisi 17th)
, Mc Graw Hill, PT Media Global Edukasi, Jakarta, 2004  Bab 2.

• Bramantyo Djohanputro, Prinsip-prinsip Ekonomi Makro , PPM, Jakarta, 2006 Bab 4; Bab 6

• Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro – Suatu Pengantar

(
e
d
isi ketiga),
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006  Bab II

4
. KONSEP ELASTISITAS
4.
1 Pengertian Elastisitas

Teori permintaan dan penawaran dapat digunakan untuk menjawab banyak sekali pertanyaan praktis. Apabila pajak baru dikenakan terhadap bahan bakar minyak,
apakah para pengemudi memikul beban pajak itu ataukah dibebankan pada perusahaan- perusahaan minyak? Apakah peningkatan upah minimum membantu para buruh
atau merugikan mereka? Apabila sebuah maskapai penerbangan menurunkan harga tiketnya, apakah jumlah penumpang akan meningkat sedemikian banyak sehingga
penghasilan benar- benar meningkat?

Supaya penawaran dan permintaan menjadi sebuah alat yang benar-benar bermanfaat, perlu mengetahui berapa banyak penawaran dan permintaan akan
memberikan tanggapan terhadap perubahan harga? Beberapa pembelian yang peka terhadap perubahan harga contohnya perjalanan liburan, sedangkan yang kurang
peka terhadap perubahan harga diantaranya kebutuhan pokok berupa makanan, listrik, gas.

Hubungan kuantitatif antara harga dan kuantitas yang dibeli dianalisis dengan menggunakan

konsep elastisitas
.

4.
2 Elastisitas Permintaan

Elastisitas Permintaan adalah perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat dari perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.

- Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga.

- Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang.

- Elastisitas yang dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan.

1
. Elastisitas Harga

Elastisitas Harga (Ed) adalah persentase perubahan jumlah permintaan yang disebabkan oleh persentase perubahan harga.

Contoh, Fungsi permintaan: Qdx = 60 -10Px; dimana Q = kuantitas; P = harga

• Koefisien elastisitas (Angka elastisitas) harga bernilai negatif.

• Ed = -2 mempunyai arti permintaan terhadap barang itu naik 200%, bila harga barang turun 100%, ceteris paribus. (dan sebaliknya).

• Angka Ed dapat disebut dalam nilai absolut. Ed = 2, artinya Ed = -2.

• Semakin besar nilai Ed, semakin elastis permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga.

Beberapa kemungkinan tingkat elastisitas permintaan seperti kurva di bawah ini:

Metode pengukuran Koefisien Elastisitas:

• Elastisitas Titik (point elasticity) titik A  B; B  A

• Elastisitas Busur (Arc elasticity) busur C D

Mengukur Elastisitas Titik:

Faktor-faktor yang menentukan Elastisitas Harga:

- Tingkat substitusi  makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin inelastic, contoh: beras inelastis; garam inelastis sempurna.

- Jumlah pemakai  makin banyak pemakai makin inelastic, contoh: beras sebagai makanan pokok orang indonesia.

- Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen  makin besar proporsinya, makin elastic, contoh: garam vs TV

- Jangka waktu  tergantung barangnya durabel atau nondurabel

2
. Elastisitas Silang

Elastisitas Silang adalah kecenderungan perubahan permintaan suatu barang tertentu disebabkan terjadi perubahan harga barang lain.

Persamaannya sebagai berikut:

Elastisitas silang dapat menunjukkan hubungan 2 macam barang (komoditi) yang sifatnya;





3
. Elastisitas Pendapatan

Elastisitas Pendapatan adalah kecenderungan perubahan permintaan yang disebabkan oleh perubahan pendapatan masyarakat.

Persamaan:





4.
3 Elastisitas Penawaran

Elastisitas Penawaran adalah kecenderungan perubahan jumlah yang ditawarkan produsen yang disebabkan oleh perubahan harga barang. Secara prinsip;
pengukuran ratio perubahan yang terjadi dalam elastisitas penawaran akan sama dengan metode pengukuran dalam elastisitas permintaan.

Metode pengukuran: Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur. Faktor-faktor yang mempengaruhi Elastisitas Penawaran;

• Tingkat Subtitubilitas dengan produk lain.

• Perubahan harga input.

• Pertumbuhan modal perusahaan.

• Kebijakan pemerintah pada perekonomian.

• Persaingan.

• Pertumbuhan pangsa pasar potensial.

Bentuk-bentuk kurva penawaran berkaitan dengan Elastisitas Penawaran:

Contoh aplikasi konsep Elastisitas

1. Pergeseran beban pajak (tax incidence)

- Permintaan inelastis, penawaran elastis  contoh menaikan pajak mie instant kpd produsen.

- Permintaan elastis, penawaran inelastis  contoh terhadap barang kerajinan cendera mata, menaikan pajak kpd konsumen.

2. Teori Cobweb (sarang laba-laba)

– Terjadi pada produk pertanian karena berfluktuasi pada musim ke musim; reaksi terlambat (time lag) dari produsen terhadap harga; undurable goods.

































REFERENSI


  • N. Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi (terjemah edisi 2nd), Erlangga, 2003  Bab 5.

  • Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro – Suatu Pengantar
(
e
d
isi ketiga),
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006  Bab III.

5
. KONSUMEN, PRODUSEN, DAN EFISIENSI PASAR
5.
1 Surplus Konsumen

• Surplus Konsumen adalah kesediaan konsumen membayar dikurangi jumlah yang sebenarnya dibayarkan konsumen.

• Kesediaan membayar (willingness to pay) merupakan jumlah maksimum yang mau dibayar oleh konsumen untuk memperoleh suatu barang.

Contoh: Mengukur Surplus Konsumen untuk salah satu produk/jasa tertentu.

5.
2 Surplus Produsen

• Surplus Produsen: jumlah pembayaran yang diterima penjual dikurangi biaya yang dipikulnya.

• Biaya (Cost) : Nilai segala sesuatu yang harus dikorbankan penjual dalam memproduksi sesuatu barang. Contoh Mengukur Surplus Produsen:

5.
3 Efisiensi Pasar

Efi
s
i
e
n
si:
kondisi ketika suatu alokasi sumber daya dapat memaksimalkan surplus total yang diterima oleh setiap anggota masyarakat.

Surplus konsumen dan surplus produsen adalah perangkat dasar yang digunakan para ekonom untuk mempelajari kesejahteraan ekonomis para penjual dan pembeli
di sebuah pasar  Efisiensi Pasar

• Surplus konsumen = Nilai barang bagi pembeli – harga yang dibayarkan pembeli.

• Surplus produsen = Harga yang diterima penjual – Biaya produksi yang dipikul penjual.

Surplus total = (Nilai barang bagi pembeli – Harga yang dibayarkan pembeli) + (Harga yang diterima penjual – Biaya produksi yang dipikul penjual).

Surplus total = Nilai barang bagi pembeli – Biaya produksi yang
dipikul penjual.

E
va
lu
a
si Ekuilibrium Pasar

• Surplus konsumen dan surplus produsen pada ekuilibrium pasar.

• Ekuilibrium pasar akan memaksimalkan seluruh surplus produsen dan surplus konsumen.  terjadi Efisiensi Kuantitas Ekuilibrium

REFERENSI


  • N. Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi (terjemah edisi 2nd), Erlangga, 2003. Bab 7
· Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus, Ilmu Makro Ekonomi, Ilmu Mikro Ekonomi

(
te
r
jemah edisi 17th)
, Mc Graw Hill, PT Media Global Edukasi, Jakarta, 2004  Bab 5

6
. PERILAKU KONSUMEN,PRODUSEN, DAN KONSEP BIAYA PRODUKSI
6.
1 Perilaku Konsumen

a. Pengertian-pengertian dan Asumsi dasar.

• Barang (Commodities) diasumsikan yang mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh (good).

• Utilitas (Utility)  manfaat yang diperoleh karena mengkonsumsi barang.
o Total Utility (TU) manfaat total yang diperoleh

o Marginal Utility(MU) tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang.

• Hukum Penambahan Manfaat yang makin menurun (The law of diminishing Marginal Utility)  kenapa harga air lebih murah d/p berlian. Hukum ini dinamakan
juga Hukum Gossen.

• Konsistensi preferensi (Transitivity)

o Prefer: lebih suka barang X d/p Y

o Konsistensi preferensi: bila X lebih disukai d/p Y, dan Y lebih disukai dari Z;

maka barang X lebih disukai d/p Z.
o Indifference: X dan Y sama-sama disukai

Perfect knowledge  konsumen diasumsikan memiliki pengetahuan yang sempurna berkaitan
dengan keputusan konsumsinya.

b. Teori Kardinal

• Kegunaan dapat dihitung secara nominal disebut util.

• Keputusan mengkonsumsi berdasarkan perbandingan harga dengan manfaat yang diperoleh.

Total Utility merupakan kegunaan yang diperoleh dari konsumsi, dan Marginal

U
til
i
t
y
adalah tambahan kegunaan karena tambahan konsumsi 1 unit.

• Total uang yang dikeluarkan adalah jumlah unit dikali harga satuan.

• Kepuasan maksimum terjadi saat MUx = Px.

Contoh: Utilitas Total dan Utilitas Marginal dari mengkonsumsi Baju.

c. Teori Ordinal

Kegunaan tidak dapat dihitung dan hanya dapat dibandingkan.

• Analisis menggunakan kurva indiferensi dan budget line

Kur
v
a Indiferensi:
adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi dari 2 macam barang yang memberi kepuasan yang sama kepada seorang konsumen. Dengan asumsi:


• Konsumen mempunyai preferensi terhadap barang

Y

ang

dinyatakan dalam

peta

indiferensi.

• Konsumen memiliki uang.


• Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
M
aka
n Sate
S
if
a
t kurva Indiferensi:

1.Semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasannya.

2. Cembung ke titik origin.

3. Turun dari kiri atas ke kanan bawah dan Tidak saling memotong.

Kur
v
a Garis Anggaran
: adalah kurva yang menunjukkan kombinasi 2 macam barang yang dapat diperoleh dengan pendapatan yang sama. Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi
daya beli konsumen

K
e
seimbangan Konsumen
terjadi pada saat kurva garis anggaran bersinggungan dengan kurva indiferensi. Atau kepuasan tertinggi yang dapat dijangkau dengan pendapatan tertentu.

Rea
ksi terhadap perubahan harga barang

• Price-Consumption Curve (PCC);

• Demand Curve.

• Permintaan Individu dan permintaan pasar.

Rea
ksi terhadap perubahan Pendapatan Nominal:

• Income Consumption Curve (ICC);

• Engel Curve;

Ef
e
k Substitusi dan efek Pendapatan

Jika harga suatu barang turun akan mengakibatkan 2 hal:

1. Konsumen cenderung akan menambah pembeliaan barang yang harganya murah dan mengurangi barang yang harganya mahal (Efek substitusi)

2. Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah (efek pendapatan)

Efek substitusi selalu mempunyai hubungan yang terbalik dengan perubahan harga. Sedangkan efek pendapatan memiliki kemungkinan:

1. kenaikan pendapatan nyata menaikkan permintaan (+)  Barang Normal

2. kenaikan pendapatan nyata menurunkan permintaan (-) Barang Inferior

6.
2 Perilaku Produsen

• Model Produksi dengan satu faktor produksi variabel

o Produksi Total

o Produksi marjinal

o Produksi rata-rata

o Tiga tahap produksi

• Model Produksi dengan dua faktor produksi variabel

o Isokuan

o Isocost (Kurva anggaran Produksi)

o Pola jalur ekspansi

Skema Proses Produksi

Produksi merupakan konsep arus (flow concept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu
periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.

Tujuan Perusahaan

• Maksimisasi Sumberdaya (Tenaga Kerja)

• Maksimisasi Output (Penjualan)

• Maksimisasi Growth (Pertumbuhan) Kategori Kegiatan Produksi:

• Produksi sesuai pesanan (custom-order production)

• Produksi massal yang kaku (rigid mass production)

• Produksi massal yang fleksibel (flexible mass production

• Proses atau aliran produksi (process or flow production)

Model Produksi dengan satu faktor produksi variable

• Fungsi Produksi Total (Total Product): TP

o TP ↔ Q = f(L, K); L = tenaga kerja; K = Modal

• Produksi rata-rata (Average Product): AP

o APL = TP/L atau APK = TP/K

• Produksi Marjinal (Marginal Product): MP

o MPL = ∆TP/∆L atau MPK = ∆TP/∆K

Contoh Tabel Skedul Fungsi Produksi (Angka Hipotesis)


Input

Total Product
(TP)

Average Product
(AP)

Marginal Product
(MP)

L

K

Output (Q)

APL

APK

MPL

MPK

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

0
2
5
9
12
14
15
15
14
12

0
2
2,5
3
3
2,8
2,5
2,14
1,75
1,33

0
2
5
9
12
14
15
15
14
12

-
2
3
4
3
2
1
0
-1
-2

-
~
~
~
~
~
~
~
~
~
Th
e Law of Diminishing Return

Hukum yang menyatakan berkurangnya tambahan output dari penambahan satu unit input variabel, terjadi pada saat output telah mencapai maksimum.

• Asumsi yang berlaku:

1. Hanya ada satu unit input variabel, input yang lain tetap.

2. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi tidak berubah.

3. Sifat koefisien produksi adalah berubah-ubah.

Kurva TP, AP, dan MP pada tahap-tahap Proses Produksi

Pengaruh kemajuan teknologi terhadap perubahan Kurva Produksi

M
od
e
l Produksi dengan dua faktor produksi variable

Kurva Isoquant: adalah Kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi input yang menghasilkan tingkat output yang sama.

Berbagai kemungkinan kombinasi input pada kurva Isoquant

Ma
rjin
a
l Rate of Technical Substitution (MRTS)

• Jumlah input L yang dapat disubstitusikan terhadap input K agar tingkat output yang dihasilkan tidak berubah.

• Menunjukkan tingkat penggantian marjinal yang semakin kecil sepanjang pergerakan ke bawah kurva isoquant.

K
e
nd
a
l
a Anggaran Produsen (Kurva Isocost)

Isocost
adalah anggaran tertinggi yang mampu disediakan produsen untuk membeli input yang digunakan dalam proses produksi dihubungkan dengan harga input.

Kombinasi Input Variabel Biaya Terendah (Least Cost Combination) terjadi pada titik singgung antara kurva isoquant dengan kurva isocost.

Secara matematis:

MR
T
SL
K
= - MPL/MPK

Kondisi penggunaan input variabel yang dapat meminimumkan biaya:

MR
T
SL
K
= - MPL/MPK = dK/dL

6.
3 Konsep Biaya Produksi

Konsep Biaya Explisit dan Implisit

• Biaya eksplisit = biaya yang terlihat jelas seperti pada laporan keuangan.

• Biaya implisit = biaya kesempatan (opportunity cost)

P
rodu
ksi, Produktivitas dan Biaya

Tingkat produksi berkaitan dengan tingkat produktivitas faktor-faktor produksi yang digunakan. Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang
sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah.

Kon
sep Biaya Produksi Jangka Pendek

• Biaya Total (Total Cost) merupakan jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel.

• Biaya Tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung dari jumlah produksi (misal: biaya modal, gaji, sewa gedung, dll)

• Biaya Variabel (Variable Cost) adalah biaya yang besarnya tergantung dari tingkat

produksi (misal: biaya bahan baku, upah buruh, dll) Total Cost = Fixed Cost + Total Variable Cost

TC = FC + TVC
Kurva Biaya Total, Biaya Tetap dan Biaya Variabel.

• Biaya Rata-rata (Average Cost) AC = AFC + AVC

TC/Q = FC/Q + TVC/Q
• Biaya Marginal (Marginal Cost) MC = dTC/dQ.

Hubungan kurva-kurva Biaya

Biaya Produksi Jangka Panjang (Longrun Cost)

Dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel.

LTC = LVC

LMC = dLTC/dQ LAC= LTC/Q

Kurva Biaya rata-rata jangka panjang:Teorema Amplop (Envelope Theorem)

o SAC1 = kurva biaya rata-rata jangka pendek pada skala kecil.

o SAC2 = kurva biaya rata-rata jangka pendek pada skala menengah.

o SAC3 = kurva biaya rata-rata jangka pendek pada skala besar.

Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang (LMC)

Skala Produksi Ekonomis dan Tidak Ekonomis

Mema
ksimumkan Laba

Pendapatan (Revenue)

• TR = Total Revenue = [Price x Quantity)

• MR = Marginal Revenue (tambahan penerimaan akibat bertambahnya penjualan 1 unit)

atau (turunan pertama dari TR).

• AR = Average Revenue (rata-rata pendapatan) = TR/Q

Ti
t
i
k Impas (BEP)

Jika biaya variabel per unit adalah v, maka VC = v.Q

Pr
of
i
t = PQ – ( FC+vQ )

Pada Quantity = Q*

P
ro
f
i
t = PQ*-(FC+vQ*)

BEP tercapai pada saat profit=0

Maka: Q* = FC/(P-v)

Tot
a
l Revenue, Marginal Revenue, Average Revenue

REFERENSI

• N. Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi (terjemah edisi 2nd), Erlangga, 2003  Bab 13.
• Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro – Suatu Pengantar

(
e
d
isi ketiga),
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006  Bab V, VI, VII.

• Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus, Ilmu Makro Ekonomi, Ilmu Mikro Ekonomi

(
te
r
jemah edisi 17th)
, Mc Graw Hill, PT Media Global Edukasi, Jakarta, 2004  Bab 7.
7
. STRUKTUR PASAR
7.
1 Struktur Pasar

Secara teoritis ada dua kondisi ekstrim posisi perusahaan dalam pasar. Pertama perusahaan berada dalam pasar persaingan sempurna, di mana jumlah perusahaan
begitu banyak dan kemampuan setiap perusahaan sangat kecil untuk mempengaruhi harga pasar. Kedua

adalah perusahaan hanya satu-satunya produsen (monopoli). Dlam posisi ini perusahaan mampu mempengaruhi harga dan jumlah output dalam pasar.

Namun kondisi ekstrim tersebut jarang sekali terjadi. Yang pada umumnya adalah dua kondisi peralihan antara ekstrim pasar persaingan sempurna dan monopoli.
Kondisi pertama adalah perusahaan bersaing, tetapi masing-masing mempunyai daya monopoli terbatas (monopolistik). Kondisi kedua adalah dalam pasar hanya
ada beberapa produsen yang jika

bekerja sama mampu menghasilkan daya monopoli (oligopoli).

7.
2 Pasar Persaingan Sempurna

Sebuah industri dikatakan bersaing sempurna jika mempunyai karakteristik:

1
) Small Relatively Output --
Industri tersebut terdiri dari banyak sekali penjual independen dari sebuah komoditi, yang masing-masingnya terlalu kecil untuk mempengaruhi harga
komoditas tersebut.

2
) Homogeneous produc t--
Semua perusahaan didalam industri tersebut menjual produk

yang homogeny (identik)

3
) Perfect Knowledge
dan Free entry and exit -- Terdapat mobilitas sempurna sumber- sumber daya, sehingga berbagai perusahaan dapat masuk atau keluar industri ini
dalam jangka panjang tanpa mengalami kesulitan berarti.

4) Price Taker -- Akibatnya perusahaan kompetitif sempurna merupakan “penerima harga”

dan dapat menjual komoditas tersebut dalam jumlah berapapun pada harga pasar yang ada.

Pe
r
m
int
aa
n dan Penerimaan dalam Pasar Persaingan Sempurna

• Tingkat harga ditentukan oleh permintan dan penawaran

• Perusahaan secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga jual

• Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar,berapapun yang dijual perusahaan harga relatif tidak berubah

• Karena harga telah ditetapkan maka average revenue AR dan Marginal Revenue MR

adalah sama dengan harga P

Kur
v
a Permintaan Industri dan Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna

Kur
v
a Penerimaan: TR, AR, MR
dalam pasar persaingan sempurna

Faktor-faktor penyebab tebentuknya Monopoli

a. Hambatan Teknis

- Special knowledge

- Tingginya tingkat efisiensi (rendahnya MC dan AC)

- Memiliki kemampuan kontrol sumber daya faktor produksi b. Hambatan Legalitas

- Undang-undang dan Hak Khusus

- Hak Paten atau Hak Cipta

Kur
v
a Demand dan Keseimbangan Monopoli

M
onopo
l
i Alamiah

Diskriminasi Harga

Kebijakan diskriminasi harga adalah menjual produk yang sama dengan harga yang berbeda pada pasar yang berbeda dengan tujuan menambah laba melalui
eksploitasi surplus konsumen.

Sya
r
a
t diskriminasi harga :

• Perusahaan memiliki daya monopoli

• Pasar dapat dibagi menjadi 2 kelompok atau lebih yang elastisitas permintaannya berbeda

• Pembagian pasar harus efektif

• MR di tiap pasar adalah sama agar menghasilkan laba maksimum

K
e
seimbangan Perusahaan dalam Kebijakan diskriminasi Harga.

1. Tanpa melakukan diskriminasi harga, keseimbangan tercapai pada saat output = Qt dan harga = Pt. --- maka Laba maksimum = seluas bidang APtBC.

2. Dengan diskriminasi harga, keseimbangan tercapai bila setiap pasar, MR-nya sama dengan MC  MRa = MRb = MC.

a. Keseimbangan di pasar A  output = Qa; harga jual = Pa; Laba Maksimum = seluas bidang EPaFG

b. Keseimbangan di pasar B  output = Qb; harga jual = Pb; Laba Maksimum = seluas bidang HPbIJ

3. Dengan diskriminasi harga, output total yang terjual (Qt) sama dengan Qa+Qb;

a. [Laba maksimum-a + Laba maksimum-b] > Laba Maksimum-t ;

b. surplus konsumen kelompok b tinggal sebesar luas KPbI;

c. Seluas PbLMI merupakan surplus konsumen (yang permintaannnya elastis) yang dieksploitasi menjadi laba perusahaan;

d. luas segitiga IMN merupakan kesejahteraan konsumen yang hilang.

4. Kurva permintaan di Pasar kelompok a lebih elastis  Pa < Pb

Hilang atau berkurangnya tingkat kesejahteraan konsumen (dead weight loss).

Mem
buru
knya kondisi perekonomian Internasional.











A
spek Positif Monopoli

 Efisiensi dan pertumbuhan ekonomi: karena laba maksimal.

 Efisiensi Pengadaan Barang Publik: karena skala usaha yang besar.

 Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat: dalam diskriminasi harga memungkinkan masyarakat dapat menjangkau harga sesuai kemampuan.

7.
4 Pasar Persaingan Monopolistis

- Adalah struktur pasar di mana terdapat cukup banyak perusahaan yang menjual produk- produk yang mirip satu sama lain, namun tidak identik.

- Teori pasar persaingan monopolistik dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap daya analisis model persaingan sempurna maupun monopoli.

- Model ini dikembangkan oleh Joan Robinson (ekonom Inggris) dan Edward Chamberlain

(ekonom USA).

- Struktur pasar hampir sama dengan persaingan sempurna, namun produk yang dihasilkan tidak homogen, melainkan terdiferensiasi

- Diferensiasi ini mendorong perusahaan untuk melakukan persaingan non harga.

- Output yang dihasilkan sangat mungkin saling menjadi substitusi

K
a
r
a
kteristik pasar persaingan monopolistik

a. Produk terdiferensiasi

b. Jumlah perusahaan banyak dalam industri c. Bebas masuk dan keluar pasar

a. Produk yang terdiferensiasi

• Produk dapat dibedakan oleh konsumen dengan melihat siapa produsennya.

• Barang-barang tersebut dapat diperbedakan oleh kualitas barangnya, model, bentuk, warna, bahkan oleh kemasan, merek,dan pelayanannya.

• Konsumen dapat membedakan produk tertentu kesukaannya dari produk perusahaan lainnya. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki daya monopoli, walau
terbatas.

• Diantara produk-produk dapat salingmenjadi subtitusi.

• Persaingan monopolistik berada diantara pasar persaingan sempurna dan monopoli.

b. Jumlah perusahaan banyak dalam industri

• Contohnya dapat dilihat dengan begitu banyaknya merek pakaian dan sepatu.

• Keputusan perusahaan tentang harga dan output tidak perlu harus memperhitungkan reaksi perusahaan lain dalam industri, karena setiap perusahaan
menghadapi kurva permintaannya masing-masing.

c. Bebas masuk dan keluar pasar

• Laba super normal akan mengundang perusahaan baru untuk memasuki industri.

• Bagi perusahaan eksisting bila tidak mampu bersaing maka lebih baik keluar agar kerugian tidak menjadi lebih besar.

K
e
seimbangan perusahaan dalam jangka pendek

• Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan panjang.

• Dalam jangka pendek perusahaan dapat menikmati laba super normal, dalam jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal.

• Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR=MC. Karena memiliki

daya monopoli, walau terbatas.

• P > MC ; tetapi kemampuan eksploitasi laba relatif terbatas, karena kurva permintaan yang dihadapi sangat landai.

K
e
seimbangan perusahaan dalam jangka panjang

• Dibandingkan pasar monopoli, persaingan monopolistik masih lebih baik dilihat dari lebih kecilnya total kesejahteraan yang hilang (dead weight loss)

• Dibanding pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik masih kurang efisien.

Penyebabnya:


a.

Harga jual masih lebih besar dari biaya marginal (P>MC)


b.

Dalam jangka panjang mengalami kelebihan kapasitas

(Excess capacity), dapat


dijelaskan dengan kurva berikut ini:

• Pada saat keseimbangan jangka panjang (titik A), perusahaan tidak berproduksi pada tingkat paling efisien, sebab titik A bukan titik terendah pada AC.

• Pada saat AC terendah output harus ditambah menjadi Qb.

• Jika output melebihi Qa,  menurunkan laba (bahkan rugi karena MC>MR)

Pe
n
ga
tur
a
n pasar persaingan monopolistik

Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik tidak perlu pengaturan, karena:

1) Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang relatifkecil.

2) Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi relatif kecil.

3) Ketidak efisienan yang dihasilkan perusahaan diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena beragamnya produk, peningkatan kualitas, dan meningkatnya
kebebasan konsumen dalam memilih output.

7.
5 Pasar Oligopoli

Adalah struktur pasar di mana hanya terdapat beberapa atau sedikit perusahaan saja yang menjual produk-produk yang identik atau yang mirip satu sama lain.
Struktur pasar atau industri oligopoli adalah pasar (industri) yang terdiri dari hanya sedikit perusahaan (produsen) di mana:

• Setiap perusahaan memiliki kekuatan cukup besar untuk mempengaruhi harga pasar.

• Perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan lainnya dalam industri.

• Kondisi pasar oligopoli mendekati kondisi pasar monopoli.

K
a
r
a
kteristik pasar Oligopoli

• Hanya sedikit perusahaan dalam industri.

• Produknya homogen atau terdiferensiasi.

• Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi.

• Kompetisi non harga.

a. Hanya sedikit perusahaan dalam industri.

• Biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh.

• Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam industri dapat diukur dengan menghitung rasio konsentrasi, yaitu berapa persen output dalam pasar oligopoli dikuasai
oleh perusahaan yang dominan.

• Pasar suatu industri dikatakan berstruktur oligopolistik apabila CR4 (four firms

c
on
ce
n
t
ra
t
ion ratio
) melebihi 40%.

• Jika CR8 = 80%, berarti 80% penjualan output dalam industri dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.

b. Produknya homogen atau terdiferensiasi.

• Bentuk persaingan antar perusahaan adalah persaingan harga dan non harga.

• Contoh pasar oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasi: industri mobil, rokok, film kamera.

• Oligopoli yang menghasilkan produk homogen: industri baja, pipa paralon, seng, dan kertas.

• Semakin besar tingkat diferensiasinya, perusahaan makin tidak tergantung pada perusahaan-perusahaan lainnya

c. Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi.

• Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firms) maupun yang
diluar industri (potential firms).

d. Kompetisi non harga.

• Bentuk kompetisi pelayanan purna jual serta iklan (informasi, citra yang baik, merek, mempengaruhi perilaku konsumen)

Faktor penyebab terbentuknya pasar Oligopoli a. Efisiensi skala besar.

• Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai
bila output yang diproduksi dalam skala sangat besar. (industri mobil, semen, kertas, pupuk, peralatan mesin).

b. Kompleksitas Manajemen.

• Karena kompetisinya harga dan non harga, Kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan harus
mempunyai kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks.

Duopoli (Oligopoli yang hanya ada dua perusahaan)

Duopoli adalah keadaan khusus di mana dalam pasar oligopoly hanya ada dua perusahaan. Model ini dikembangkan untuk melihat lebih tajam interaksi antar
perusahaan dalam pasar oligopoly.

a. Model Cournot

• Model ini dikembangkan oleh Augustin Cournot (1938)

• Masing-masing duopolis mempunyai daya monopoli yang sama

• Keputusan jumlah output yang diproduksi berdasarkan asumsi bahwa output duopolis yang satu (saingannya) sudah diputuskan dan tidak akan berubah.

Misal permintaan pasar: Q=30-P Atau P=30-Q; di mana Q=Qa+Qb Maka:

TRa= P x Qa =(30-Q)xQa

={(30-(qa+Qb)} x Qa

= 30Qa - Qa2 – QaQb
Laba maks tercapai bila MR=0

MR= 30-2Qa-Qb=0

Qa = 15–0,5Qb

Dengan cara sama: Qb =15–0,5Qa

b. Model kepemimpinan Stackelberg

• Pada model cournot mengasumsikan bahwa keputusan dua perusahaan dilakukan secara bersamaan sedang pada model ini ada perusahaan yang mengambil inisiatif
terlebih dahulu, kemudian perusahaan kedua mengikutinya.

• Dari contoh sebelumnya P=30-Q dimana kurva reaksi perusahaan B: Qb=15 - 0.5Qa.

Maka untuk mencapai laba maksimum, fungsi penerimaan perusahaan A

memperhitungkan reaksi perusahaan B.

TRa={(30-(qa+Qb)} x Qa
= 30Qa - Q2a – QaQb = 30Qa - Q2a -15Qa+0.5Q2a

= 15Qa+0.5Q2a

MRa = dTRa/dQa = 15-Qa
Laba maksimum bila MR=0  Perusahaan A memproduksi 15 unit, sedangkan perusahaan B memproduksi 7,5 unit. Jadi perusahaan yang mengambil inisiatif penentuan
harga memperoleh laba lebih besar dari pada follower.

c. Teori permainan (Game theory)

Duopolis tidak selalu mengambil keputusan kompetitif, tetapi juga kerjasama (cooperatif) Model dilema tahanan (Prisoners’ Dilemma Model)

• Model ini menjelaskan bagaimana sikap seseorang mengambil keputusan dalam

keadaan tidak dapat berkomunikasi dengan teman atau lawannya.

• Model dilema tahanan dapat diadaptasi untuk menganalisis keputusan masing-masing duopolis dalam menentukan harga jual.

Contoh dilema tahanan:

• dalam permainan dua penjahat yang tengah dicurigai telah melakukan kejahatan.

• hukuman yang diterima masing-masing ditentukan oleh keputusan masing-masing untuk mengaku atau tetap tutup mulut

Dalam sebuah permainan oligipoli, penjualan yang dapat diraih oleh salah satu pihak ditentukan oleh keputusan harganya sendiri dan juga oleh keputusan
harga oligopolis lain.

Contoh lain dilema tahanan

• Perlombaan senjata Amerika Serikat vs Rusia  terancam, terancam dan lemah, aman dan kuat, aman.

• Permainan iklan atau tidak beriklan 2 produk rokok  laba cukup kecil, laba kecil- besar, laba besar-kecil, laba cuk

1. Simulasi Persaingan Sempurna.

Lengkapi tabel dibawah ini ! Apa yang dapat anda simpulkan dari tabel tersebut.

2. Sebuah perusahaan monopoli menghadapi permintaan: Q=20-2P di mana Q adalah jumlah barang yang diminta (unit). Monopolis memiliki biaya rata-rata konstan
4 per unit.

REFERENSI

• N. Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi (terjemah edisi 2nd), Erlangga, 2003  Bab 14,

15, 16,17.

• Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro – Suatu Pengantar

(
e
d
isi ketiga),
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006  Bab IX, X, XI.

• Paul A. Samuelson & William D. Nordhaus, Ilmu Makro Ekonomi, Ilmu Mikro Ekonomi

(
te
r
jemah edisi 17th)
, Mc Graw Hill, PT Media Global Edukasi, Jakarta, 2004  Bab 8, 9,

10, 11.